Bahasa Haji

Bahasa Haji
BPS: 0042 1
Basa Haji
Cawa Haji
WilayahKabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (sebagian)
EtnisAji
Penutur
18.500
Rumpun bahasa
Lihat sumber templat}}
  • Austronesia
Untuk kontributor: Sedang dilakukan otomatisasi klasifikasi bahasa secara berkala. Silakan sampaikan saran, pendapat, maupun perbaikan pada halaman pembicaraan templat maupun pembicaraan ProyekWiki
Kode bahasa
ISO 639-3hji
Glottologhaji1235[1]
BPS (2010)0042 1
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Haji dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
[sunting di Wikidata]
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
ProyekWiki Bahasa | Wikipedia | Kode sumber
PetaTampilkan peta yang diperbesar
PetaTampilkan peta yang diperkecil
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Peta bahasa lain
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Tentang artikel
Proyek pemetaan bahasa
ProyekWiki Bahasa

Artikel ini menggunakan peta yang dihasilkan dari OpenStreetMap dan juga jejaring peta (mapframe) yang dibuat oleh kontributor Wikipedia. Apabila Anda menemukan kesalahan informasi, galat, maupun kendala teknis lainnya dalam data peta, silahkan laporkan di sini. Apabila Anda tertarik dalam pengembangan proyek pemetaan bahasa, silakan bergabung ke ProyekWiki kami. Proyek ini sudah menghasilkan sebanyak 176 artikel bahasa dengan peta interaktif yang dapat diakses dan digunakan oleh para pembaca.
Cari artikel bahasa
Cari artikel bahasa
 
Cari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)
 
Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Artikel bahasa sembarang
Halaman bahasa acak

Bahasa Haji atau Aji adalah sebuah ragam bahasa Melayik yang digunakan oleh masyarakat Marga Aji yang mendiami 12 desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, serta beberapa pemukiman di Kabupaten Lampung Selatan hasil migrasi penduduk pada paruh pertama abad ke-20. Wilayah tutur bahasa Haji dihimpit oleh ragam-ragam dari rumpun Lampung-Komering seperti Daya dan Ranau, serta ragam Melayu Barisan Selatan seperti Semende.[3]

Klasifikasi

Meskipun bahasa Haji memiliki persentase kata serapan Lampung-Komering yang signifikan, sebagian besar kosakata dasarnya lebih berpadanan dengan rumpun Melayik. Di antara bahasa-bahasa Melayik sendiri, bahasa Haji sejauh ini dianggap sebagai isolat dan tidak berkerabat dekat dengan ragam-ragam Melayik di kawasan sekitarnya.[3][4] Analisis leksikostatistik terhadap kosakata dasar menunjukkan bahwa bahasa Haji hanya berbagi rerata sekitar 65% kosakata sekerabat (kognat) dengan ragam-ragam Melayu Barisan Selatan, 60% dengan ragam-ragam Musi dan Palembang, 63% dengan bahasa Proto-Melayik, dan 60% dengan bahasa Indonesia.[4]

Bahasa Haji memiliki beberapa ciri arkais yang dipertahankan dari Proto-Melayik, tetapi hilang di ragam Melayik lainnya, seperti retensi bunyi *h (< Proto-Melayu-Polinesia *q) di awal kata (hasap < PM *hasəp 'asap'), walaupun ada kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh ragam Lampungik di sekitarnya yang juga mempertahankan bunyi tersebut. Bahasa Haji juga mempertahankan sistem vokal Proto-Melayik yang terdiri dari dua vokal tinggi /i/ dan /u/ (dengan alofon yang sedikit lebih rendah di suku kata akhir tertutup), vokal rendah /a/, pepet, serta diftong /aj/ dan /aw/.[3] Bahasa ini juga merupakan satu dari sedikit ragam Melayik di Sumatra Selatan yang mempertahankan pengucapan Proto-Melayik *a di posisi akhir sebagai [a]; beberapa ragam Melayu Barisan Selatan di kawasan yang sama juga mempertahankan sistem vokal PM, tapi merealisasikan fonem /a/ di akhir secara bervariasi menjadi [ɘ], [ɨ] dan lain sebagainya.[4] Di sisi lain, bahasa Haji juga memiliki beberapa inovasi fonologis yang unik, seperti perubahan vokal tertutup menjadi /a/ sebelum /h/ yang tidak berada di posisi akhir, seperti bahaya < PM *buhaya 'buaya', lahat < PM *lihat 'lihat', dan tahang < PM *tihaŋ 'tiang'.[3]

Sosiolinguistik

Bahasa Haji lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan domestik, terutama di keluarga inti, dalam percakapan antarteman, serta sewaktu melakukan kegiatan di sawah dan kebun. Penutur bahasa Haji cenderung bertukar menggunakan bahasa Indonesia dalam domain formal seperti urusan kepemerintahan dan keagamaan, serta bahasa Daya (Komering) dan bahasa Palembang saat berbelanja di kalangan (pasar mingguan).[3]

Penutur bahasa Haji cenderung menggunakan lebih banyak serapan rumpun Lampung ketika berbicara dengan penutur ragam dari rumpun tersebut. Tingginya penggunaan serapan rumpun Lampung kemungkinan juga dipengaruhi oleh pantangan untuk menggunakan kosakata Melayik tertentu di masa lalu. Linguis Karl Anderbeck yang merupakan ahli dialektologi Melayik dan Lampungik mencatat bahwa sebagian penutur bahasa Haji, misalnya, mengganti kata asli Melayik hujan 'hujan' dengan serapan Lampung terai akibat pantangan leluhur. Perubahan leksikon akibat pantangan seperti ini lazim ditemui dalam bahasa-bahasa Austronesia secara umum, walaupun tampaknya proses ini sudah tidak produktif lagi di bahasa Haji.[3]

Tata bahasa

Pronomina

1. Pronomina persona[4]
Persona Tunggal Jamak
1P aku kami (EXCL), kita (INCL)
2P kangau, kamu kuti (kasar), kamujan (sopan)
3P ia ijan

Bahasa Haji menggunakan kata ganti penunjuk hani 'ini' dan hatu 'itu':

(1)

Malam

malam

hani

ini

nyepok-lah

cari-EMP

tangkapan

tangkapan

hatu.

itu

Malam hani nyepok-lah tangkapan hatu.

malam ini cari-EMP tangkapan itu

'Malam ini (mereka) carilah tangkapan itu.'[3]

Sintaksis

Sebagaimana ragam Semende dan rumpun Lampung yang bertetangga dengannya, bahasa Haji cenderung tidak menggunakan penanda klausa relatif ('yang'):

(2)

Manik-manik

manik-RDP

mana

mana

ndak

hendak

ngguk-ku?

untuk-1SG

Manik-manik mana ndak ngguk-ku?

manik-RDP mana hendak untuk-1SG

'Manik-manik mana (yang) hendak (diberikan) padaku?'[3]

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Haji". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
  2. ^ "Bahasa Haji". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ a b c d e f g h Anderbeck, Karl (2007). "Haji: One language from twelve? A brief description of an interesting Malay dialect in South Sumatra". Dalam Chong, Shin; Harun, Karim; Alas, Yabit. Reflections in Southeast Asian Seas: Essays in honor of Professor James T. Collins. Book II. Pontianak: STAIN Pontianak Press. hlm. 51–92. 
  4. ^ a b c d McDowell, Jonathan; Anderbeck, Karl (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473. 

Pranala luar

  • l
  • b
  • s
  • flagPortal Indonesia

1 Kreol 2 Bahasa isyarat 3 Bahasa isolat 4 Bahasa Pidgin 5 Tidak diklasifikasikan
a juga dituturkan di Malaysia dan/ Brunei Darussalam. • b juga dituturkan di Timor Leste, Papua Nugini dan/ negara-negara Oseania lainnya. Italik: Bahasa punah atau bahasa mati. *Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.

Lihat pula: Daftar bahasa di Indonesia menurut BPS 2010