Mitos Wehrmacht yang bersih

Warga Jerman memprotes pameran Wehrmacht pada tahun 2002. Pameran yang diselenggarakan oleh Institut Penelitian Sosial Hamburg ini mulai mengikis mitos tersebut di masyarakat Jerman pada tahun 1990-an. Tulisan pada protes di atas berarti "Kemuliaan dan kehormatan bagi tentara Jerman!".[1]
Dua tentara Jerman melihat mayat Polandia di dalam lubang
Sekitar 300 tawanan perang Polandia dibunuh oleh tentara Resimen Infantri Bermotor 15 Jerman dalam pembantaian Ciepielów pada 9 September 1939.

Mitos Wehrmacht yang bersih (Jerman: Mythos der sauberen Wehrmachtcode: de is deprecated ) adalah gagasan negasionis bahwa angkatan bersenjata reguler Jerman (Wehrmacht) tidak terlibat dalam Holokaus atau kejahatan perang lainnya selama Perang Dunia II. Mitos tersebut banyak dipromosikan oleh penulis dan personel militer Jerman setelah Perang Dunia II,[2] di mana mereka kebanyakan menyangkal kesalahan komando militer Jerman dalam perencanaan dan pelaksanaan kejahatan perang. Bahkan ketika tindakan kejahatan perang dan kampanye pemusnahan, khususnya di Uni Soviet – dimana Nazi memandang penduduk di sana sebagai “submanusia” yang diperintah oleh para konspirator “Bolshevik Yahudi” – telah diakui, tindakan-tindakan tersebut tetap dianggap sebagai perbuatan "korps tentara Partai", Schutzstaffel (SS), bukan militer reguler Jerman.

Mitos ini dimulai selama masa perang, dipromosikan dalam propaganda resmi Wehrmacht dan oleh tentara dari semua kepangkatan yang berusaha untuk menggambarkan institusi mereka sebaik mungkin; ketika prospek kemenangan memudar, para prajurit ini mulai menggambarkan diri mereka sebagai korban.[3] Setelah kekalahan Jerman, putusan Pengadilan Militer Internasional (1945–1946), yang membebaskan banyak terdakwa, disalahartikan sebagai pembebasan bagi Wehrmacht. Franz Halder dan pemimpin Wehrmacht lainnya menandatangani memorandum Jenderal berjudul "Tentara Jerman dari tahun 1920 hingga 1945", yang menguraikan elemen kunci dari mitos tersebut, mencoba untuk membebaskan Wehrmacht dari tuduhan kejahatan perang.

Pasukan Sekutu Barat yang menang menjadi semakin khawatir dengan berkembangnya Perang Dingin melawan bekas sekutu mereka, Uni Soviet, dan ingin Jerman Barat mulai mempersenjatai diri untuk melawan ancaman Soviet. Pada tahun 1950, Kanselir Jerman Barat Konrad Adenauer dan para mantan perwira bertemu secara diam-diam di Biara Himmerod untuk membahas persoalan dipersenjatakannya kembali Jerman Barat dan akhirnya menyetujui memorandum Himmerod. Memorandum ini menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar Jerman Barat dapat mempersenjatai diri mereka kembali, di antaranya adalah: penjahat perang mereka harus dibebaskan, "pencemaran nama baik" terhadap tentara Jerman harus dihentikan, dan opini publik asing terhadap Wehrmacht harus ditingkatkan. Presiden Amerika Dwight D. Eisenhower, sebelumnya menggambarkan Wehrmacht sebagai Nazi, namun keprihatinannya yang mendalam terhadap dominasi Soviet di Eropa Timur membuatnya berbalik arah dan memfasilitasi persenjataan kembali tersebut. Britania Raya menjadi enggan untuk melanjutkan persidangan lebih lanjut dan membebaskan para penjahat yang sudah dihukum lebih awal.

Ketika Adenauer mendapatkan suara para veteran dan memberlakukan undang-undang amnesti, Halder mulai bekerja untuk Divisi Sejarah Angkatan Darat Amerika Serikat. Perannya adalah mengumpulkan dan mengawasi mantan perwira Wehrmacht untuk membuat laporan operasional bervolume-volume mengenai Front Timur.[4] Ia mengawasi tulisan 700 mantan perwira Jerman dan menyebarkan mitos tersebut melalui jaringan ini. Para perwira dan jenderal Wehrmacht membuat memoar yang bersifat ekslusif yang memutarbalikkan catatan sejarah. Tulisan-tulisan ini terbukti sangat populer, terutama memoar Heinz Guderian dan Erich von Manstein, dan selanjutnya menyebarkan mitos tersebut di kalangan masyarakat Jerman yang ingin menghilangkan rasa malu terhadap Nazisme.

Tahun 1995 terbukti menjadi titik balik kesadaran masyarakat Jerman. Pameran Wehrmacht yang digelar oleh Institut Penelitian Sosial Hamburg, memperlihatkan 1.380 gambar grafis pasukan Wehrmacht "biasa" yang terlibat dalam kejahatan perang, memicu perdebatan publik yang berkepanjangan dan penilaian kembali terhadap mitos tersebut. Hannes Heer menulis bahwa kejahatan perang tersebut ditutup-tutupi oleh para cendekiawan dan mantan tentara. Sejarawan Jerman Wolfram Wette menyebut tesis Wehrmacht yang bersih sebagai "sumpah palsu kolektif". Generasi masa perang mempertahankan mitos tersebut dengan semangat dan tekad. Mereka menekan informasi dan memanipulasi kebijakan pemerintah. Setelah kematian mereka, tidak ada cukup motif untuk mempertahankan kebohongan yang dibantah oleh Wehrmacht sebagai mitra penuh dalam industri genosida Nazi.

Garis besar mitos

Wehrmacht adalah gabungan angkatan bersenjata Nazi Jerman dari tahun 1935 hingga 1945, Angkatan Darat (Heer), Angkatan Laut (Kriegsmarine) dan Angkatan Udara (Luftwaffe) yang berjumlah sekitar 18 juta orang, dibentuk pada tanggal 16 Maret 1935 dengan Undang-Undang Pertahanan zaman Hitler yang memperkenalkan wajib militer.[5] Sekitar setengah dari seluruh warga laki-laki Jerman melakukan dinas militer sebagai wajib militer atau sukarelawan.[6][7][8]

Istilah "Wehrmacht bersih" (saubere Wehrmacht) berarti tentara, pelaut, dan penerbang Jerman memiliki "tangan yang bersih"; dengan kata lain, mereka mengklaim bahwa tangan mereka tidak terkena darah tawanan perang, Yahudi, atau warga sipil yang dibunuh.[9] Mitos tersebut menegaskan bahwa Hitler dan Partai Nazi sendirilah yang merancang perang pemusnahan dan kejahatan perang hanya dilakukan oleh SS, angkatan bersenjata khusus Partai Nazi.

Kenyataannya, para jenderal Wehrmacht, dan banyak personel berpangkat lebih rendah hingga prajurit biasa, bersedia ikut serta dalam perang pemusnahan Hitler melawan musuh-musuh Jerman. Pasukan Wehrmacht terlibat atau melakukan berbagai kejahatan perang, secara rutin membantu unit-unit SS dengan persetujuan diam-diam dari para perwira.[10] Setelah perang, pemerintah Jerman Barat dengan sengaja berusaha untuk menyembunyikan informasi tentang kejahatan tersebut untuk membebaskan mantan penjahat perang dan memungkinkan mereka berintegrasi kembali ke dalam masyarakat Jerman.[11]

Lihat pula

  • Portal Sejarah

Terkait dengan Nazi Jerman:

Fenomena serupa terjadi di tempat lain:

Referensi

  1. ^ Wette 2007, hlm. 269.
  2. ^ Beorn 2014, hlm. 12-17.
  3. ^ Harrisville, David A. (2021). The Virtuous Wehrmacht: Crafting the Myth of the German Soldier on the Eastern Front, 1941-1944 (dalam bahasa Inggris). Cornell University Press. hlm. 12–13. ISBN 978-1-5017-6006-8. 
  4. ^ Smelser & Davies 2008, hlm. 64.
  5. ^ Wette 2007, hlm. 157.
  6. ^ Wette 2007, hlm. 158.
  7. ^ Müller 2016, hlm. 16.
  8. ^ "Chapter I – The German Military System". Handbook on German Military Forces. War Department. 15 March 1945. hlm. [I-57]. Technical Manual TM-E 30-451. Diakses tanggal 14 August 2019 – via Hyperwar Foundation. 
  9. ^ Wette 2007, hlm. 195.
  10. ^ Wette 2007, hlm. 292–297.
  11. ^ Wette 2007, hlm. 222.

Daftar pustaka

  • Anderson, Truman (July 2000). "Germans, Ukrainians and Jews: Ethnic Politics in Heeresgebiet Sud, June—December 1941". War in History. 7 (3): 325–351. doi:10.1177/096834450000700304.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Bartov, Omer (1986). The Eastern Front, 1941–1945, German Troops and the Barbarisation of Warfare. New York: St. Martin's Press. ISBN 0-312-22486-9. 
  • Bartov, Omer (Fall 1997). "German Soldiers and the Holocaust: Historiography, Research and Implications". History & Memory. 9 (1/2): 162–188. doi:10.2979/HIS.1997.9.1-2.162. 
  • Bartov, Omer (1999). "Soldiers, Nazis and War in the Third Reich". Dalam Christian Leitz. The Third Reich The Essential Readings. London, UK: Blackwell. ISBN 978-0-63120-700-9. 
  • Beorn, Waitman (2014). Marching into Darkness. London, UK: Harvard University Press. ISBN 978-0-67472-550-8. 
  • Corum, James S. (2011). Rearming Germany. Boston, Ma.: Brill. ISBN 978-9-00420-317-4. 
  • Epstein, Catherine (2015). Nazi Germany Confronting the Myths. London, UK: John Wiley & Sons. ISBN 978-1-11829-479-6. 
  • Evans, Richard J. (1989). In Hitler's Shadow West German Historians and the Attempt to Escape the Nazi PastPerlu mendaftar (gratis). New York: Pantheon Books. ISBN 978-0-39457-686-2. 
  • Foray, Jennifer (October 2010). "The 'Clean Wehrmacht' in the German-occupied Netherlands, 1940—5". Journal of Contemporary History. 45 (4): 768–787. doi:10.1177/0022009410375178. JSTOR 25764581.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Förster, Jürgen (Winter 1988). "Barbarossa Revisited: Strategy and Ideology in the East". Jewish Social Studies. 50 (1/2): 21–36. JSTOR 4467404. 
  • Förster, Jürgen (2005). Mark Erickson; Ljubica Erickson, ed. Russia War, Peace and Diplomacy. London: Weidenfeld & Nicolson. ISBN 978-0-29784-913-1. 
  • Heer, Hannes; Manoschek, Walter; Pollak, Alexander; Wodak, Ruth (2008). The Discursive Construction of History: Remembering the Wehrmacht's War of Annihilation. New York: Palgrave Macmillan. ISBN 978-0-23001-323-0. 
  • Hébert, Valerie (2010). Hitler's Generals on Trial: The Last War Crimes Tribunal at Nuremberg. Lawrence, Kansas: University Press of Kansas. ISBN 978-0-70061-698-5. 
  • Hilberg, Raul (1985). The Destruction of the European Jews. New York: Holmes & Meier. ISBN 978-0-84190-832-1. 
  • Ingrao, Christian (2013). Believe and Destroy: Intellectuals in the SS War Machine. Malden, Ma.: Polity. ISBN 978-0-74566-026-4. 
  • Large, David C. (1987). "Reckoning without the Past: The HIAG of the Waffen-SS and the Politics of Rehabilitation in the Bonn Republic, 1950–1961". The Journal of Modern History. 59 (1): 79–113. doi:10.1086/243161. JSTOR 1880378.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Lawson, Thomas (2006). The Church of England and the Holocaust: Christianity, Memory and Nazism. Woodbridge, UK: Boydell and Brewer. ISBN 978-1-84383-219-5. 
  • Müller, Rolf-Dieter (2016). Hitler's Wehrmacht, 1935–1945. University Press of Kentucky. ISBN 978-0-81316-811-1. OCLC 971043078. 
  • Neitzel, Sönke (2005). Tapping Hitler's Generals: Transcripts of Secret Conversations 1942–45. London, UK: Frontline Books. ISBN 978-1-84832-715-3. 
  • Shepherd, Ben H. (June 2009). "The Clean Wehrmacht, the War of Extermination, and Beyond". War in History. 52 (2): 455–473. doi:10.1017/S0018246X09007547.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Smelser, Ronald; Davies, Edward J. (2008). The Myth of the Eastern Front: The Nazi-Soviet War in American Popular Culture. New York: Cambridge University Press. ISBN 978-0-52183-365-3. 
  • Stahel, David (2009). Operation Barbarossa and Germany's Defeat in the East. Cambridge, Ma.: Cambridge University Press. ISBN 978-0-52176-847-4. 
  • Tymkiw, Michael (2007). "Debunking the myth of the saubere Wehrmacht". Word & Image: A Journal of Verbal/Visual Enquiry. 23 (4): 485–492. doi:10.1080/02666286.2007.10435801.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • von Lingen, Kerstin (2009). Kesselring's Last Battle: War Crimes Trials and Cold War Politics, 1945–1960. Lawrence, Kansas: University Press of Kansas. ISBN 978-0-70061-641-1. 
  • Wette, Wolfram (2007). The Wehrmacht: History, Myth, Reality. Cambridge, Ma.: Harvard University Press. ISBN 978-0-674-02577-6. 

Sumber daring

  • Raptis, Alekos; Tzallas, Thanos (2005). "Deportation of Jews of Ioannina" (PDF). Kehila Kedosha Janina Synagogue and Museum. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 February 2009. 
  • Wette, Wolfram (2009). "Mehr als dreitausend Exekutionen. Sachbuch: Die lange umstrittene Geschichte des "Kommissarbefehls" von 1941 in der deutschen Wehrmacht" [More than three thousand executions. Non-fiction book: The long controversial history of the "Commissar Order" of 1941 in the German Wehrmacht]. Badische Zeitung (dalam bahasa Jerman). Diakses tanggal 22 December 2016. 

Bacaan lebih lanjut

  • Adam, Thomas (2005). Germany and the Americas: Culture, Politics, and History: A Multidisciplinary Encyclopedia. ABC-CLIO. ISBN 1-851-09628-0. 
  • Balfour, Michael Leonard Graham (1988). [[[:Templat:Googlebooks]] Withstanding Hitler in Germany, 1933–45] Periksa nilai |url= (bantuan). Routledge. ISBN 0-415-00617-1. 
  • Biddiscombe, Perry (2006). The Denazification of Germany 1945–48. The History Press. ISBN 978-0-75242-346-3. 
  • Goldhagen, Daniel J. (1997). Hitler's Willing Executioners: Ordinary Germans and the Holocaust. Vintage Books. ISBN 0-679-77268-5. 
  • Harrisville, David A. (2021). The Virtuous Wehrmacht: Crafting the Myth of the German Soldier on the Eastern Front, 1941–1944. Cornell University Press.
  • Hébert, Valerie (2012). "From Clean Hands to Vernichtungskrieg. How the High Command Case Shaped the Image of the Wehrmacht". Dalam Priemel, Kim C.; Stiller, Alexa. Reassessing the Nuremberg Military Tribunals: Transitional Justice, Trial Narratives and Historiography (dalam bahasa Inggris). Berghahn Books. hlm. 194–220. ISBN 978-0-85745-532-1. 
  • Hentschel, Klaus (2007). The Mental Aftermath: The Mentality of German Physicists 1945–1949. Diterjemahkan oleh Ann M. Hentschel. Oxford University Press. ISBN 978-0-19920-566-0. 
  • Janowitz, Morris (September 1946). "German Reactions to Nazi Atrocities". American Journal of Sociology. University of Chicago Press. 52 (2): 141–146. doi:10.1086/219961. JSTOR 2770938. PMID 20994277.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Junker, Detlef (2004). The United States and Germany in the Era of the Cold War: A Handbook. Cambridge University Press. ISBN 978-0-52179-112-0. 
  • Lewkowicz, N. (2008). The German Question and the Origins of the Cold War. Milan: IPOC. 
  • Marcuse, Harold (2001). Legacies of Dachau: The Uses and Abuses of a Concentration Camp, 1933–2001. Cambridge University Press. ISBN 0-521-55204-4. 
  • Merritt, Anna J.; Merritt, Richard L., ed. (1980). Public opinion in semi-sovereign Germany : the HICOG surveys, 1949–1955. U.S. Office of High Commissioner for Germany. Reactions Analysis Staff. University of Illinois Press. ISBN 0-252-00731-X. 
  • Taylor, Frederick (2011). Exorcising Hitler: The Occupation and Denazification of GermanyPerlu mendaftar (gratis). Bloomsbury Press. ISBN 978-1-60819-503-9. 

Sumber daring

  • Howard, Lawrence E. (30 March 2007). "Lessons Learned from Denazification and de-Ba'athification" (PDF). Strategy Research Project for MSc in Strategic Studies. U.S. Army War College. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 30 July 2018. Diakses tanggal 16 August 2019.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • The Department of State (1950). "Germany 1947–1949: The Story In Documents". Publication 3556. U.S. Government Printing Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 April 2010. Diakses tanggal 16 August 2019.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Pranala luar

  • Video interview with Jeff Rutherford, the author of Combat and Genocide on the Eastern Front: The German Infantry's War, 1941–1944, via C-SPAN
  • Uncovered files shed light on Hitler's Wehrmacht, article via Deutsche Welle
  • "A Blind Eye and Dirty Hands The Wehrmacht's Crimes" – lecture by the historian Geoffrey P. Megargee, via the Wiener Library for the Study of the Holocaust and Genocide
  • The Role of the German Army during the Holocaust: A Brief Summary – lecture by Geoffrey P. Megargee, via the United States Holocaust Memorial Museum
  • Killing the 'Clean' Wehrmacht: The Reality of the German Army and the Holocaust by Dr Waitman Beorn – lecture at the Holocaust Exhibition and Learning Centre based at the University of Huddersfield
    • l
    • b
    • s
    Revisionisme sejarah (negasionisme)
    Penyangkalan genosida
    Pelaku
    • Mahmoud Ahmadinejad
    • Austin App
    • Claude Autant-Lara
    • Maurice Bardèche
    • Harry Elmer Barnes
    • John Tuson Bennett
    • Jane Birdwood, Baroness Birdwood
    • Don Black
    • Eric Butler
    • Arthur Butz
    • Gheorghe Buzatu
    • Willis Carto
    • Louis-Ferdinand Céline
    • Norberto Ceresole
    • Thies Christophersen
    • Craig Cobb
    • Doug Collins
    • Louis Darquier de Pellepoix
    • Léon Degrelle
    • Luis D'Elía
    • David Duke
    • François Duprat
    • Richard Edmonds
    • Saeed Emami
    • Robert Faurisson
    • James H. Fetzer
    • Bobby Fischer
    • Paul Fromm
    • Hermann Gauch
    • Hutton Gibson
    • Stephen Goodson
    • Jürgen Graf
    • Nick Griffin
    • Hans F. K. Günther
    • Anthony Hancock
    • Peter Hartung
    • Taj El-Din Hilaly
    • Adolf Hitler
    • Michael A. Hoffman II
    • David Hoggan
    • Ahmed Huber
    • David Irving
    • Colin Jordan
    • Ilias Kasidiaris
    • James Keegstra
    • Ali Khamenei
    • Nicholas Kollerstrom
    • Gottfried Küssel
    • Fred A. Leuchter
    • Alex Linder
    • Horst Mahler
    • Naser Makarem Shirazi
    • Putri Marie Adelheid dari Lippe
    • James J. Martin
    • Anders Greif Mathisen
    • Carlo Mattogno
    • David McCalden
    • Nikolaos Michaloliakos
    • Eustace Mullins
    • Issam Naaman
    • Michael Collins Piper
    • Oleg Platonov
    • Konstantinos Plevris
    • Robert Poulet
    • Roeland Raes
    • Ahmed Rami
    • Mohammad-Ali Ramin
    • Paul Rassinier
    • Otto Ernst Remer
    • Michèle Renouf
    • Vincent Reynouard
    • Jürgen Rieger
    • Ingrid Rimland
    • Thomas Robb
    • Manfred Roeder
    • Malcolm Ross
    • Germar Rudolf
    • Bernhard Schaub
    • Hans Schmidt
    • Simon Sheppard
    • Bradley R. Smith
    • Wilhelm Stäglich
    • Kevin Alfred Strom
    • Sultan bin Zayed bin Sultan Al Nahyan
    • Robert Sungenis
    • Mohammed Taheri
    • Serge Thion
    • H. Keith Thompson
    • Fredrick Töben
    • Ferdinand Topacio
    • Franjo Tudjman
    • Hal Turner
    • Richard Verrall
    • Louis Vezelis
    • James von Brunn
    • Udo Walendy
    • Mark Weber
    • Bill White
    • Richard Williamson
    • Sami Abu Zuhri
    • Ernst Zündel
    Organisasi
    • Institut Adelaide
    • Pusat Pembelajaran Sebab-Sebab Perang
    • CODOH
    • Institut Ulasan Sejarah
    Publikasi
    • Did Six Million Really Die?
    • Laporan Leuchter
    • Journal of Historical Review
    • The Hoax of the Twentieth Century
    Konferensi
    • Konferensi Ulasan Visi Global Holocaust Internasional
    • Bali Holocaust Conference
    Status hukum
    Penegakan hukum
    • Austria
    • Belgia
    • Prancis
    • Jerman
    Kasus hukum
    • Lehideux dan Isorni v. Prancis
    • R. v. Zundel
    Traktat
    • Protokol Tambahan untuk Konvensi tentang Kejahatan Dunia Maya